SATU PERSAHABATAN DALAM HIDUP ZILLA
Hari demi hari aku jalani kehidupanku dengan semangat dan kecerian
bersama sahabat-sahabatku. Sahabat-sahabataku sangatlah lucu-lucu dan
selalu membawa kecerian di persahabatan kami. Zilla, Maira, Rasya,
Syifa, Sari, Fitri, Rizka, Zizi, Lala, mereka semua adalah
sahabat-sahabat baikku. Aku tidak menyangka bahwa aku bisa menemukan
sesosok sahabat yang baik dan penuh kecerian. Aku bahagia saat bersama
mereka, bahagia bisa menjalani hidup ini dengan kecerian mereka. Mereka
masing-masing mempunyai criteria yang berbeda-beda. Zilla memiliki sifat
yang pemalu, selalu ceria, membuat orang disekitar menjadi berwarna
karena ada dia dan dia jarang mencurahkan hatinya kepada orang walaupun
orang itu adalah keluarganya atau sahabat dekatnya, Maira orangnya agak
jutek dan cuek banget dan susah untuk ditebak, Rasya memiliki sifat yang
agak egois dan orangnya cepat naik darah kalo ada orang yang cari
gara-gara sama dia, Syifa orang agak egois, jutek dan pemalu, Sari
orangnya agak keras dan dia membuat kami para sahabat-sahabatnya bangga
sama dia, karena kesabarannya, Fitri memiliki sifat yang baik dan heboh
orangnya, Rizka orangnya agak pendiam dan pemalu, Zizi sifatnya masih
agak malu-malu dalam curhat sama sahabatnya tentang perasaannya, Lala
orangnya agak egois, gak mau ngalah. Walaupun kami memiliki sifat yang
berbeda, kami tetap saling melengkapi satu sama lain. Aku senang bisa
jumpa dengan mereka.
![]() |
| Satu Persahabatan Dalam Hidup Zilla - Cerpen Persahabatan |
Hari ini aku dan sahabat-sahabatku berencana ingin pergi ke sekolah
bareng-bareng. Akhirnya kami pun siap-siap untuk menjemput satu per satu
sahabat-sahabat kami. Sepanjang jalan kami ketawa-ketiwi, rasanya
seperti tidak ada masalah apapun dalam hidup, stress-stress pun hilang
ketika itu.
Hari itu pun kami lalui dengan kebersamaan. Di sekolah kami tetap bersama-sama. Ketika break kami pasti ngumpul-ngumpul di kantin dan canda tawa. Satu sekolah sudah sangat mengenal kami, dari guru sampai temen-temen.
Bel pulang pun sudah berbunyi, sudah waktunya kami pulang. Tetapi, sebelum pulang kami selalu nongkrong di tempat biasa kami nongkrong. Ketika kami lagi ngbrol-ngobrol, tiba-tiba aku mendengar salah satu dari sahabatku mengatakan “Apakah ini terakhir aku bisa bersama sahabat-sahabatku?” ucap Zilla sahabatku yang paling baik. Aku tak mengerti apa maksud dari perkataan Zilla itu. “Aku penasaran dengannya, tapi ahh,, mungkin aku yang salah dengar, gak mungkin Zilla bilang gitu?” ucapku dalam hati.
Tiba-tiba HPnya Zilla berdering. Zilla langsung pergi jauh dari kami ketika mengangkat HPnya. Entah siapa yang meneleponnya. “Aya, aku pulang dulu ya, udah di jemput neh”, kata sahabat-sahabatku kepadaku. “Iya, hati-hati aja ya?” kataku pada sahabatku. “Yuuppzz, bye” ucap sahabatku. Satu per satu sahabat-sahabatku pulang. Tinggal Aku dan Zilla yang belum pulang. Zilla tampaknya seperti ada masalah dalam dirinya, aku merasakan ada yang aneh dari dia, tapi aku tidak pernah bertanya kepada dengan dirinya dan dia pun selalu mengatakan “Aku gak apa-apa kok”, selalu perkataan itu yang dia ucapkan ketika kami bertanya sama Zilla.
“Aya, kamu belum pulang tuh?” tanya Zilla padaku. “Belom nech Zil, ge nungggu di jemput neh, kamu sendiri gak pulang tuh?” ucapku pada Zilla. “Ne lagi nunggu papa aku neh di jalan” ucap Zilla. “Oooww??” ucapku.
Terlihat seperti ada seseorang yang menghampiri kami, ternyata itu adalah papanya Zilla dan papa aku. Akhirnya Aku dan Zilla pulang secara bersamaan. Keesokan harinya ketika Zilla belum datang ke sekolah, aku bertanya dengan sahabat-sahabatku, “Kenapa ya dengan Zilla, sepertinya dia ada masalah!” ucapku kepada sahabat-sahabatku. “Ahh,,, masa seh, kayaknya kalo aku liat dia baek-baek aja kok, lagian dia selalu ceria di depan kita gak ada tampak kesedihan di wajahnya” ucap Syifa. “Iya ugak seh” kataku pada Syifa sambil berpikir apakah betul kayak gito, kalo Zilla gak kenapa-kenapa.
“Hey,,, guys,,, ge paen kalian, lagi ngomongin aku ya,hehehe??” kata Zilla pada kami semua. “Iiihh,,,, GEER,,, sapa lagi yang ngomongin kamu, hehehe!!” kami semua menjawab. Di situ Zilla tampak sangatlah ceria, tidak ada masalah pada dirinya. Zilla emang pinter banget untuk menyembunyikan kesedihannya.
“Aya, Rasya, Lala, Zizi, entar malam kalian gak kemana-mana kan, kita belajar bareng yuk,,,??” tanya Zilla pada kami. “Hmmm,,, mau,,mau,,mau,,,!!!” jawab Aya, Rasya, Lala dan Zizi. Hati Zilla rasanya sangatlah senang mendengar kami mau ke rumahnya nanti malam nampak dari senyumannya.
Udah tiba waktunya untuk aku siap-siap pergi ke rumah Zilla, aku langsung berangkat ke rumahnya Zilla, tapi aku lupa kasih tau sama Zilla kalo aku mau datang kerumahnya, HP aku pun ketinggalan di rumah. Akhirnya sesampainya di rumah Zilla, ketika aku mengetuk pintu rumah Zilla, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan Zilla dan keluarganya.
Hari itu pun kami lalui dengan kebersamaan. Di sekolah kami tetap bersama-sama. Ketika break kami pasti ngumpul-ngumpul di kantin dan canda tawa. Satu sekolah sudah sangat mengenal kami, dari guru sampai temen-temen.
Bel pulang pun sudah berbunyi, sudah waktunya kami pulang. Tetapi, sebelum pulang kami selalu nongkrong di tempat biasa kami nongkrong. Ketika kami lagi ngbrol-ngobrol, tiba-tiba aku mendengar salah satu dari sahabatku mengatakan “Apakah ini terakhir aku bisa bersama sahabat-sahabatku?” ucap Zilla sahabatku yang paling baik. Aku tak mengerti apa maksud dari perkataan Zilla itu. “Aku penasaran dengannya, tapi ahh,, mungkin aku yang salah dengar, gak mungkin Zilla bilang gitu?” ucapku dalam hati.
Tiba-tiba HPnya Zilla berdering. Zilla langsung pergi jauh dari kami ketika mengangkat HPnya. Entah siapa yang meneleponnya. “Aya, aku pulang dulu ya, udah di jemput neh”, kata sahabat-sahabatku kepadaku. “Iya, hati-hati aja ya?” kataku pada sahabatku. “Yuuppzz, bye” ucap sahabatku. Satu per satu sahabat-sahabatku pulang. Tinggal Aku dan Zilla yang belum pulang. Zilla tampaknya seperti ada masalah dalam dirinya, aku merasakan ada yang aneh dari dia, tapi aku tidak pernah bertanya kepada dengan dirinya dan dia pun selalu mengatakan “Aku gak apa-apa kok”, selalu perkataan itu yang dia ucapkan ketika kami bertanya sama Zilla.
“Aya, kamu belum pulang tuh?” tanya Zilla padaku. “Belom nech Zil, ge nungggu di jemput neh, kamu sendiri gak pulang tuh?” ucapku pada Zilla. “Ne lagi nunggu papa aku neh di jalan” ucap Zilla. “Oooww??” ucapku.
Terlihat seperti ada seseorang yang menghampiri kami, ternyata itu adalah papanya Zilla dan papa aku. Akhirnya Aku dan Zilla pulang secara bersamaan. Keesokan harinya ketika Zilla belum datang ke sekolah, aku bertanya dengan sahabat-sahabatku, “Kenapa ya dengan Zilla, sepertinya dia ada masalah!” ucapku kepada sahabat-sahabatku. “Ahh,,, masa seh, kayaknya kalo aku liat dia baek-baek aja kok, lagian dia selalu ceria di depan kita gak ada tampak kesedihan di wajahnya” ucap Syifa. “Iya ugak seh” kataku pada Syifa sambil berpikir apakah betul kayak gito, kalo Zilla gak kenapa-kenapa.
“Hey,,, guys,,, ge paen kalian, lagi ngomongin aku ya,hehehe??” kata Zilla pada kami semua. “Iiihh,,,, GEER,,, sapa lagi yang ngomongin kamu, hehehe!!” kami semua menjawab. Di situ Zilla tampak sangatlah ceria, tidak ada masalah pada dirinya. Zilla emang pinter banget untuk menyembunyikan kesedihannya.
“Aya, Rasya, Lala, Zizi, entar malam kalian gak kemana-mana kan, kita belajar bareng yuk,,,??” tanya Zilla pada kami. “Hmmm,,, mau,,mau,,mau,,,!!!” jawab Aya, Rasya, Lala dan Zizi. Hati Zilla rasanya sangatlah senang mendengar kami mau ke rumahnya nanti malam nampak dari senyumannya.
Udah tiba waktunya untuk aku siap-siap pergi ke rumah Zilla, aku langsung berangkat ke rumahnya Zilla, tapi aku lupa kasih tau sama Zilla kalo aku mau datang kerumahnya, HP aku pun ketinggalan di rumah. Akhirnya sesampainya di rumah Zilla, ketika aku mengetuk pintu rumah Zilla, aku tidak sengaja mendengar pembicaraan Zilla dan keluarganya.
Aku sangatlah terkejut mendengar perkataan Zilla dan keluarganya dan menjatuhkan air mataku. Aku tidak nyangka kalo semuanya akan terjadi seperti ini, aku selalu teringat dengan perkataan Zilla. Aku tidak memberitahukan kejadian ini sama sahabat-sahabatku, karena aku takut mereka pasti akan merasakan kesedihan yang mendalam sama seperti aku rasakan.
Akhirya aku tidak jadi pergi kerumah Zilla, tetapi sahabatku lainnya tetap pergi ke rumah Zilla terkecuali Aku. Aku sangat terpukul dan sangat sedih, ternyata apa yang aku fikirkan itu benar.
Beberapa hari kemudian, Zilla sudah 2 minggu tidak masuk sekolah lagi. Kata orangtuanya, Zilla sakit demam. Tapi, hatiku mulai tidak enak, aku merasakan ada sesuatu hal yang terjadi sama Zilla. Aku sepakat sama Maira, Syifa, Zizi, Lala, Rasya, Sari, Fitri dan Rizka untuk menjenguk Zilla di rumahnya, memastikan kalo Zilla benar-benar sakit, karena tidak biasanya Zilla sakit sampai berminggu-minggu ne.
“Tok,,,tok,,,tok,, Assalamualaikum” ucap kami. “Waalaikumsalam” kata adiknya Zilla. “Ada yang bisa dibantu kak?” tanya adiknya. “Ya dek, dek ada kak Zillanya gak?” tanya Zizi pada adiknya. “hikks,,,hikkss,,,” tangisan adiknya pada kami. “Kenapa dek, kok nangis, kak Zillanya ada kan?” tanya Rizka. “Kak Zilla masuk rumah sakit kak, sekarang kak Zillanya lagi sekarat” kata adiknya pada kami.
Kami semua terkejut dengan perkataan adiknya. Kami langsung pergi ke rumah sakit untuk menemui Zilla. Kami sangat sedih, karena Zilla sahabat kami keadaannya sekarat dan untuk harapan hidup lagi gak ada. Mama Zilla menceritakan semuanya pada kami, teryata Zilla selama ini menderita kanker otak stadium 4, Zilla tidak pernah menceritakan hal ini pada kami semua, Zilla menyembunyikan hal ini kami dengan cerianya dengan senyuman.
Kami semua berharap kalo Zilla akan berkumpul kembali sama kami. Menjalin kehidupan bersama-sama dengan canda-tawa. Kami semua belum siap kehilangan sahabat seperti Zilla, Zilla seseorang yang selalu membuat kedamaian di persahabatan kami, membuat persahabatan kami kembali erat setelah ada sesuatu hal yang membuat renggang persahabatan kami.
Kolam mataku dipenuhi mutiara jernih yang akhirnya jatuh berlinangan dengan derasnya. Kalau boleh ingin aku meraung sekuat hatinya. Ingin aku memeluk tubuh Zilla. Semakin kami melihat Zilla terbaring dirumah sakit dengan peralatan yang ada di dekatnya, semakin kami gak rela atas kepergian Zilla.
”Zillaa,,, aku mohon, untuk yang terakhir kalinya, kamu bangun Zilla, bangun,,,bangun dari tempat tidurmu. Zilla aku mohon,,,,Zillaaaaa????” ucapku dan sahabatku sambil menangis di depan Zillaa. Orang tua Zilla dan keluarga Zilla ikut menangis karena Zilla dan karena kami sangat sayang kepada Zilla.
Tiba-tiba tangan Zilla bergerak, dari situ kami tersenyum karena Zilla akhirnya sadar. Zilla membuka matanya dan tersenyum kepada kami. Zilla ingin sekali berbicara dan ngumpul-ngumpul sama kami, sama sahabat-sahabatnya. Tetapi, sebelum Zilla bangun dari tempat tidurnya untuk duduk, Zilla ingin mengucapkan suatu kata-kata untuk orang tuanya, ”Mama, papa, Zilla sayang banget sama mama papa, Zilla gak mau buat mama papa sedih dan menjatuhkan air mata mama dan papa karena Zilla, Zilla gak kenapa-kenapa kok ma,,,pa,,,!!Zilla baek-baek aja. Ma, papa,, Zilla bole minta sesuatu gak dari mama dan papa?” kata Zilla pada orangtuanya. “Iya, nak, Zilla mau minta sesuatu apa?”tanya mama. ”Mama dan papa harus janji, kalo Zilla gak ada di dunia ini lagi, Zilla pengen mama dan papa jangan sedih dan menjatuhkan air mata mama dan papa di depan Zilla, Zilla pengen klo untuk yang terakhir kalinya Zilla di dunia ini, senyuman mama dan papa dan sahabat-sahabat berikan pada Zilla, mama dan papa janji ya?” ucap Zilla dengan penuh harapan dan senyuman. ”Iya nak” ucap mama dan papa. Mama dan papa terpaksa mengatakan ”Iya”, tetapi sebenarnya orang tua Zilla belum siap untuk kehilangan Zilla, orang tua Zilla sangat sayang sama Zilla.
Zilla memeluk mamanya dan papanya untu terakhirnya, ketika Zilla memeluk mama dan papa, Zilla menjatuhkan air matanya, tetapi dia gak menampakkan kesedihannya di depan kami semua.
Setelah Zilla ngobrol sama mama dan papanya. Zilla ingin sekali ngbrol dan kumpul-kumpul sama sahabatnya, tetapi Zilla inginnya berkumpul-kumpul di tempat biasanya Zilla dan kami semua nongkrong.
Akhirnya permintaan Zilla dikabulkan oleh Dokter dan orang tuanya, Zilla ditemani oleh Dokter dan orangtua. Setelah sampai di tempat Zilla inginkan, Zilla sangat senang dan di situ kami memainkan monopoli, karena kami sering banget main monopoli bareng-bareng. Aku dan sahabatku melihat kecerian Zilla pada mukanya, dia menampakkan kecerian di depan kami, tapi sebenaranya dia sangat sedih, dan gak mau kehilangan orang-orang yang dia sayang. Tetapi inilah takdir.
”Aya, aku ngantuk banget neh, aku tidur di pundakmu bole gak?” tanya Zilla padaku. ”Iya Zill, gak papa, bole kok” ucapku. Aku dan sahabatku udah mulai merasakan tidak enak, apa kami semua akan kehilangan Zilla, kami semua bertanya-tanya dalam hati. Aku menjatuhkan air mata dan senyuman terakhirku pada Zilla, Zilla telah di ambil oleh Maha Kuasa, Zilla meninggal di pundakku dan memberikan senyuman terakhirnya pada kami semua.
Kami semua shock dan langsung memeluk Zilla untuk yang terakhirnya, orang tua Zilla pun sangat sedih dan nangis. Orang tua Zilla telah merelakan kepergian Zilla untuk selamanya. Dan kami pun telah merelakan kepergian Zilla untuk selamanya.
”Zill, kami akan selalu mengenangmu dan ”HAPPY BIRTHDAY ZILLA”, ucap kami semua. Di saat ulang tahunnya, Zilla telah pergi. Cuma ini hadiah dari kami semua, yaitu PERSAHABATAN. Dan selama ini cuma persahabatan ini yang ada selama hidupnya Zilla. Karena dari kecil kami semua udah bersama.
“Selamat tinggal Zilla”.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar